Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hakikat

Bacaan sebelumnya DI SINI

Hakikat berasal dari kata arab haqqo, yahiqqu, haqiqotan yang berarti kebenaran. Istilah bahasa hakikat berasal dari kata “Al-Haqq”, yang berarti kebenaran. Kalau dikatakan Ilmu Hakikat, berarti ilmu yang digunakan untuk mencari suatu kebenaran. Hakikat artinya i`tikad atau kepercayaan sejati (mengenai Tuhan), maka hakikat ini pekerjaan hati. Sehingga tidak ada yang dilihat dan didengar selain Allah, atau gerak dan diam itu diyakini dalam hati pada hakikatnya adalah kekuasaan Allah.

Syariat bisa diibaratkan sebagai jasmani/badan tempat ruh berada sementara hakikat ibarat ruh yang menggerakkan badan, keduanya sangat berhubungan erat dan tidak bisa dipisahkan. Badan memerlukan ruh untuk hidup, sementara ruh memerlukan badan agar memiliki wadah.

Imam Malik mengatakan bahwa seorang mukmin sejati adalah orang yang mengamalkan syariat dan hakikat secara bersamaan tanpa meninggalkan salah satunya.

“Hakikat tanpa syariat adalah kepalsuan, sedang syariat tanpa hakikat adalah sia-sia. Barangsiapa bersyariat tanpa berhakikat, niscaya ia akan menjadi fasik. Sedang yang berhakikat tanpa bersyariat, niscaya ia akan menjadi zindik. Barangsiapa menghimpun keduanya [syariat dan hakikat], ia benar-benar telah berhakikat.”

Bacaan selanjutnya DI SINI

Wa'alaikumussalam Wr. Wb.