Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

CANTIK PARAS ATAU CANTIK AKHLAK? ANDA YANG MENENTUKAN

Jika Anda seorang ikhwan abal, pastilah akan tertarik pada kecantikan paras dan apa yang terlihat oleh mata. Tapi bukan itu definisi cantik yang sebenarnya.

Takaran cantik atau tidaknya itu memang relatif dan berbeda. Menurut kita cuma dia yang cantik, belum tentu menurut teman kita (cuma) dia yang cantik. Sesuai selera, istilahnya.

Tapi, bayangkan jika seseorang itu memiliki cantik yang terpancar dari hati dan kecantikannya terjaga, dalam kata lain, kecantikan yang tidak di-expose!
Pastilah jika kita mengatakan dia memiliki hati yang cantik, pun demikian dengan teman kita, dan yang lainnya. Bukan menurut selera atau hanya sebatas nafsu.

Cantik hati, contohnya. Cantik yang tanpa batas. Cantik yang tidak dapat dibeli atau diperjualbelikan.
Cantik yang tumbuh dari jiwa yang baik. Cantik yang tidak membutuhkan berbagai polesan.

Cantik hati adalah semurni-murninya kecantikan. Ketika hati itu dapat menekan hawa nafsu seorang akhwat untuk tetap menyembunyikan paras indahnya dibalik kerudung lebar nan panjang atau bahkan sampai menutup kecantikan itu dengan sehelai kain.
Yang dengannya, bukan hanya kecantikan paras terjaga, tapi juga senantiasa menutup gerbang fitnah.

Dengan cadar, akan lebih membuat pandangan tertunduk malu.
Atau hanya dengan jilbab syar'i, seorang akhwat akan lebih malu jika fotonya dinikmati kaum Adam yang tidak layak menikmatinya.

Bukan malah dengan bercadar, malah asyik jepret sana-sini, pamer gamis panjang, pamer bulu mata dan/atau softlens, kemudian upload.

Para ikhwan abal, kemudian mereka menyimpan fotomu, mengunggah kembali dengan berbagai caption dakwah, tak jarang mereka membantu menambah tabungan dosamu dengan menggunakan foto itu sebagai tampilan layar Facebook, WhatsApp, Twitter, Instagram, dan berbagai platform sosial media lainnya.

Apakah Anda ridha jika tabungan dosamu malah bertambah, sedang tiap kali Anda bersujud, bersimpuh pada sejadahmu, memohon ampun pada Rabb, agar dihapuskan segala dosa-dosa Anda?

Jika yang bercadar, lalu mengunggah fotonya saja menjadi bagian dari dosa jariyya (dosa yang terus mengalir), bagaimana nasib mereka yang gemar mengunggah foto tanpa menutup aurat dan disukai serta disaksikan ribuan bahkan jutaan orang?

Allahumma a'lam