Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berikut Adab / Tata Cara Berdoa Agar Cepat Dikabulkan Sesuai Sunnah

Berdoa merupakan salah satu jalan untuk mendekatkan diri kita kepada Alloh SWT, namun masih banyak diantara umat Islam yang berdoa memohon sesuatu kepada Allah SWT, akan tetapi kita merasa bahwa doa-doa itu tidak dikabulkan. Hal ini sering mendatangkan perilaku mengeluh bahkan sampai-sampai berhenti berdo'a.

Padahal bukannya Alloh SWT tidak mengabulkan atas doa kita, lantaran dikabulkannya doa itu sudah jadi kesepakatan Alloh SWT, namun perlu kita koreksi dulu keberadaan diri kita saat sedang berdo'a, biar doa kita dikabulkan Allah. Bahwa terkadang do'a tidak atau belum dikabulkan oleh Allah lantaran ada alasan / syarat yang belum terpenuhi, tapi terkadang juga iradah (kehendak Allah ) yang memberi jalan lain selain yang kita panjatkan lantaran Allah Maha Tahu akan hakikat suatu masalah.

Sebelum kita berharap agar do'a / impian kita terkabulkan oleh Alloh SWT terlebih dahulu kita perhatikan  adab berdoa atau tata cara berdoa yang baik dan benar sesuai dengan fatwa Alloh dan Rosulnya dan juga mengenai daerah serta waktu yang paling baik untuk berdoa, diantaranya yaitu sehabis sholat atau pada waktu malam lantaran pada waktu malam ada yang dinamakan Saatul ijabah (waktu diterimanya doa) untuk lebih jelasnya kita simak penjelasan di bawah ini :

Jika kita sebagai hamba Alloh SWT memiliki rasa tidak yakin akan keberhasilan sesuatu yang dikerjakan sedangkan Allah selalu mengkabulkan sesuatu sesuai dangan yang ia niatkan maka ia sudah berburuk sangka ( Su-udzzon ) terhadap Allah SWT padahal sudah terperinci didalam hadits Qudsi, Allah berfirman :

"Aku tergantung pada prasangka hambaku " (Niat-sugesti ) terhadap diriku dan Aku selalu bersamanya apabila ia selalu mengingatku". 

Dalam Hadits lain Nabi bersabda : "Bahwa segala sesuatu perbuatan harus dilandaskan dengan niat dan perbuatan itu sesuai dengan apa yang diniatkan". (HR.Bukhari Muslim) ".

Dalam sebuah hadist riwayat imam Ahmad dari Abu Said al-Khudri Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda:

ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا . قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal :

[1] Allah akan segera mengabulkan do’anya,

[2] Allah akan menyimpannya baginya di alam abadi kelak, dan

[3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian.” (HR. Ahmad 3/18. Syaikh Syu’aib Al Arnauth menyampaikan bahwa sanadnya jayyid).

TATA CARA BERDO'A AGAR CEPAT DIKABULKAN

1. Hindari Makanan dan Harta Haram

Makanan yang haram menjadi salah satu alasan tertolaknya do,a, maka jauhilah makanan-makanan yang dihasilkan dari perbuatan yang tidak dibenarkan dalam agama Islam.

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

“Wahai sekalian manusia, bergotong-royong Allah itu thoyib (baik). Dia tidak akan mendapatkan sesuatu melainkan yang baik pula. Dan bergotong-royong Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin menyerupai yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya, ‘Wahai para Rasul! Makanlah kuliner yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan’. Dan Allah juga berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu’. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan perihal seroang pria yang telah usang berjalan lantaran jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a, ‘Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku’. Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan kuliner yang haram, maka bagaimanakah Allah akan mengabulkan do’anya?” (HR. Muslim).

2. Ketahui Waktu yang Mustajab Untuk Berdo'a

Adapun waktu yang mustajab untuk berdo'a ialah hari Arafah,bulan Ramadhan, hari Jumat terutama pada waktu duduk antara khutbah dua, ketika perang, turun hujan, saat sujud, antara adzan dan iqamah, saat menjelang berbuka puasa. waktu sahur dan sepertiga malam terakhir.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ينزل الله تعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الأخير فيقول عز وجل: من يدعونى فأستجب له، من يسألنى فأعطيه، من يستغفرنى فأغفر له

“Dengan kasih sayang Allah diturunkan ke langit dunia setiap malam, saat tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan, siapa yang meminta, akan Aku beri, dan siapa yang memohon ampunan niscaya Aku ampuni’.” (HR. Muslim)

Abu Hurairah radhiallahu’anhu mengatakan, “Sesungguhnya pintu-pintu langit terbuka saat jihad fi sabillillah sedang berkecamuk, saat turun hujan, dan saat iqamah shalat wajib. Manfaatkanlah untuk berdoa saat itu.” (Syarhus Sunnah al-Baghawi, 1: 327)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa antara adzan dan iqamah tidak tertolak.” (HR. Abu Daud, Nasa’i, dan Tirmidzi)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keadaan terdekat antara hamba dengan Tuhannya ialah saat sujud. Maka perbanyaklah berdoa.” (HR. Muslim)

3. Menghadap Kiblat sambil Mengangkat Tangan

Sebagai mana hadits dari Jabir radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat berada di Padang Arafah, dia menghadap kiblat, dan dia terus berdoa hingga matahari terbenam. (HR. Muslim).

Dari Salman radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Tuhan kalian itu Malu dan Maha Memberi. Dia malu kepada hamba-Nya saat mereka mengangkat tangan kepada-Nya kemudian hambanya kembali dengan tangan kosong (tidak dikabulkan).” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi dan dia hasankan)

Cara mengangkat tangan :

Ibnu Abbas radhiallahu’anhu mengatakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat berdoa, dia menggabungkan kedua telapak tangannya dan mengangkatnya setinggi wajahnya (wajah menghadap telapak tangan). (HR. Thabrani)

4. Memulai dengan kebanggaan kepada Allah dan Bershalawat Atas Nabi SAW

Bagian dari etika saat memohon dan meminta ialah memuji Dzat yang tempat meminta. Demikian pula saat hendak berdoa kepada Allah. Hendaknya kita memuji Allah dengan menyebut nama-nama-Nya yang mulia (Asma-ul husna).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar ada orang yang berdoa dalam shalatnya dan dia tidak memuji Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian dia bersabda, “Orang ini terburu-buru.” kemudian dia bersabda,

إذا صلى أحدكم فليبدأ بتحميد ربه جل وعز والثناء عليه ثم ليصل على النبي صلى الله عليه وسلم ثم يدعو بما شاء

“Apabila kalian berdoa, hendaknya dia memulai dengan memuji dan mengagungkan Allah, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian berdoalah sesuai kehendaknya.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani)

5. Tidak Mengeraskan Suara

Karena kita memohon itu bukan kepada dzat yang tuli dan tidak pula kepada dzat yang jauh dari diri kita, tapi kepada dzat yang maha mendengar dan lebih erat kepada diri kita.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan bunyi yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raf: 55)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا

“Janganlah kalian mengeraskan doa kalian dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” (QS. Al-Isra: 110)

Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji Nabi Zakariya ‘alaihis salam, yang berdoa dengan penuh khusyu’ dan bunyi lirih.

ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا (2) إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا

“(Yang dibacakan ini adalah) klarifikasi perihal rahmat Tuhan kau kepada hamba-Nya, Zakaria,

yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan bunyi yang lembut.” (QS. Maryam: 2–3)

Dari Abu Musa radhiallahu’anhu bahwa suatu saat para sobat pernah berdzikir dengan teriak-teriak. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ ، فَإِنَّكُمْ لاَ تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلاَ غَائِبًا ، إِنَّهُ مَعَكُمْ ، إِنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ

“Wahai manusia, kasihanilah diri kalian. Sesungguhnya kalian tidak menyeru Dzat yang tuli dan tidak ada, bergotong-royong Allah bersama kalian, Dia Maha mendengar lagi Maha dekat.” (HR. Bukhari)

6. Khusyu’, Merendahkan Hati, dan Penuh Keyaqinan 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ

“Sesungguhnya mereka ialah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo'a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka ialah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya': 90)

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة واعلموا أن الله لا يستجيب دعاء من قلب غافل لاه

“Berdoalah kepada Allah dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah, bergotong-royong Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai, dan lengah (dengan doanya).” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan Al-Albani)

Sehingga saat kita berdo'a jangan hingga menyampaikan ‘Ya Allah, ampunilah saya jikalau Engkau mau

Sebagai mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا يقل أحدكم إذا دعا اللهم اغفر لي إن شئت اللهم ارحمني إن شئت ليعزم المسألة فإنه لا مُكرِه له

“Janganlah kalian saat berdoa dengan mengatakan, ‘Ya Allah, ampunilah saya jikalau Engkau mau. Ya Allah, rahmatilah aku, jikalau Engkau mau’. Hendaknya dia mantapkan keinginannya, lantaran tidak ada yang memaksa Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

7.Jangan Tergesa-gesa

Karena tergesa-gesa agar segera dikabulkan, dan menghindari perasaan : mengapa do'aku tidak dikabulkan atau diijabah oleh Allah SWT.Perihal ini terkadang menyebabkan sebagian orang malas berdo'a.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِى

“Akan dikabulkan (doa) kalian selama tidak tergesa-gesa. Dia mengatakan, ‘Saya telah berdoa, namun belum saja dikabulkan‘.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا يزال الدعاء يستجاب للعبد ما لم يدع بإثم أو قطيعة رحم، ما لم يستعجل، قيل: يا رسول الله وما الاستعجال؟ قال: يقول قد دعوت وقد دعوت فلم أر يستجيب لي، فيستحسر عند ذلك ويدع الدعاء رواه مسلم

“Doa para hamba akan senantiasa dikabulkan, selama tidak berdoa yang isinya dosa atau memutus silaturrahim, selama dia tidak terburu-buru.” Para sobat bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud terburu-buru dalam berdoa?” Beliau bersabda, “Orang yang berdoa ini berkata, ‘Saya telah berdoa, Saya telah berdoa, dan belum pernah dikabulkan’. Akhirnya dia frustasi dan meninggalkan doa.” (HR. Muslim dan Abu Daud)

Sebagian ulama mengatakan : “Saya pernah berdoa kepada Allah dengan satu usul selama dua puluh tahun dan belum dikabulkan, padahal saya berharap agar dikabulkan. Aku meminta kepada Allah agar diberi taufiq untuk meninggalkan segala sesuatu yang tidak penting bagiku.”

8. Memperbanyak Taubat dan Memohon Ampun Kepada Allah

Dengan memperbanyak kita mendekatkan diri kepada Allah itu ialah merupakan sarana terbesar untuk mendapatkan cintanya Allah. Dengan dicintai Allah, doa seseorang akan gampang dikabulkan. Di antara amal yang sangat dicintai Allah ialah memperbanyak taubat dan istighfar.

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِى بِشَىْءٍ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ….، وَإِنْ سَأَلَنِى لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيذَنَّهُ

“Tidak ada ibadah yang dilakukan hamba-Ku yang lebih Aku cintai melebihi ibadah yang Aku wajibkan. Ada hamba-Ku yang sering beribadah kepada-Ku dengan amalan sunah, hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya maka …jika dia meminta-Ku, niscaya Aku berikan dan jikalau minta dukungan kepada-KU, niscaya Aku lindungi..” (HR. Bukhari)

Diriwayatkan bahwa saat terjadi animo kekeringan di masa Umar bin Khatab, beliau meminta kepada Abbas untuk berdoa. Ketika berdoa, Abbas mengatakan, “Ya Allah, bergotong-royong tidaklah turun tragedi alam dari langit kecuali lantaran perbuatan dosa. dan tragedi alam ini tidak akan hilang, kecuali dengan taubat…”

9. Jauhi Mendoakan Keburukan, Baik Untuk Diri Sendiri, Anak, Maupun Keluarga

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَيَدْعُ الإِنسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءهُ بِالْخَيْرِ وَكَانَ الإِنسَانُ عَجُولاً

“Manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan ialah insan bersifat tergesa-gesa.” (QS. Al-Isra': 11)

وَلَوْ يُعَجِّلُ اللَّهُ لِلنَّاسِ الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُم بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ

“Kalau sekiranya Allah menyegerakan keburukan bagi insan menyerupai usul mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka (binasa).” (QS. Yunus: 11)

Ayat ini berbicara perihal orang yang mendoakan keburukan untuk dirinya, hartanya, keluarganya, dengan doa keburukan.

Dari Jabir radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا تدعوا على أنفسكم، ولا تدعوا على أولادكم، ولا تدعوا على خدمكم، ولا تدعوا على أموالكم، لا توافق من الله ساعة يسأل فيها عطاء فيستجاب لكم

“Janganlah kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian, jangan mendoakan keburukan untuk anak kalian, jangan mendoakan keburukan untuk pembantu kalian, jangan mendoakan keburukan untuk harta kalian. Bisa jadi saat seorang hamba berdoa kepada Allah bertepatan dengan waktu mustajab, niscaya Allah kabulkan.” (HR. Abu Daud)

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا يزال الدعاء يستجاب للعبد ما لم يدع بإثم أو قطيعة رحم

“Doa para hamba akan senantiasa dikabulkan, selama tidak berdoa yang isinya dosa atau memutus silaturrahim.” (HR. Muslim dan Abu Daud).

Cukup sekian postingan kali ini, semoga bisa memberikan manfaat.

Posting Komentar untuk "Berikut Adab / Tata Cara Berdoa Agar Cepat Dikabulkan Sesuai Sunnah"