Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

*MAKNA DARI KATA "SETAN DIBELENGGU" PADA BULAN RAMADHAN*

Diantara keutamaan bulan Ramadhan adalah setan setan di belenggu, hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ

“Apabila tiba awal malam bulan Ramadhan, maka setan-setan dan jin yang durhaka dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pintupun yang dibuka, pintu-pintu surga dibuka dan tidak ada satupintupun yang ditutup, lalu (malaikat) penyeru menyerukan, "Wahai orang yang menghendaki kebaikan, datanglah. Wahai orang yang menghendaki kejelekan, berhentilah. Allah juga mempunyai pembebas-pembebas dari neraka. Hal itu (terjadi) pada tiap malam”. (HR Tirmidzi, Shahih Sunan Tirmidzi : 682, Ibnu Majah, Shahih: Ibnu Majah :1642.

Dalam Riwayat lain :

أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

"Ramadlan telah datang kepada kalian, -ia adalah- bulan berkah, Allah -Azza wa Jalla- telah mewajibkan kepada kalian berpuasa. Di buan itu pintu langit dibuka, dan pintu neraka Jahim ditutup dan setan-setan pembangkang dibelenggu. Demi Allah di bulan itu ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak mendapat kebaikannya, maka sungguh ia tidak mendapatkannya." (HR An Nasa’I : 2079, Ahmad, 2/230).

Ada beberapa makna yang dijelaskan oleh para ulama tentang arti setan di belenggu, bisa bermakna secara hakiki (dzohirnya) dan bisa bermakna secara maknawi.

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata :

وَقَالَ الْقُرْطُبِيُّ بَعْدَ أَنْ رَجَّحَ حَمْلَهُ عَلَى ظَاهِرِهِ فَإِنْ قِيلَ كَيْفَ نَرَى الشُّرُورَ وَالْمَعَاصِيَ وَاقِعَةً فِي رَمَضَانَ كَثِيرًا فَلَوْ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ لَمْ يَقَعْ ذَلِكَ فَالْجَوَابُ أَنَّهَا إِنَّمَا تَقِلُّ عَنِ الصَّائِمِينَ الصَّوْمَ الَّذِي حُوفِظَ عَلَى شُرُوطِهِ وَرُوعِيَتْ آدَابُهُ أَوِ الْمُصَفَّدُ بَعْضُ الشَّيَاطِين وهم المردة لاكلهم كَمَا تَقَدَّمَ فِي بَعْضِ الرِّوَايَاتِ أَوِ الْمَقْصُودُ تَقْلِيلُ الشُّرُورِ فِيهِ وَهَذَا أَمْرٌ مَحْسُوسٌ فَإِنَّ وُقُوع ذَلِك فِيهِ أقل من غَيره اذلا يَلْزَمُ مِنْ تَصْفِيدِ جَمِيعِهِمْ أَنْ لَا يَقَعَ شَرٌّ وَلَا مَعْصِيَةٌ لِأَنَّ لِذَلِكَ أَسْبَابًا غَيْرَ الشَّيَاطِينِ كَالنُّفُوسِ الْخَبِيثَةِ وَالْعَادَاتِ الْقَبِيحَةِ وَالشَّيَاطِينِ الْإِنْسِيَّةِ

“ al-Qurthubi rahimahullah mengatakan setelah menguatkan makna hadits kepada makna dzohir : Apabila ada yang bertanya mengapa kejahatan dan kemaksiyatan pada bulan Ramadhan tetap banyak, seandainya setan itu di belenggu tentu hal itu tidak terjadi ? Maka Jawabannya : Gangguan setan lemah terhadap orang yang berpuasa yang puasanya terpenuhi syarat-syaratnya, menjaga adab-adabnya, atau maksudnya yang dibelenggu itu sebagian setan-setan yaitu pentolan-pentolan setan yang jahat (Marodatus Syayathin) tidak seluruhnya, sebagaimana dalam sebagian riwayat. Atau yang dimaksud syaithan dibelenggu adalah berkurangnya (taqlil) keburukan, dan ini perkara yang bisa kita rasakan, dimana kejahatan pada bulan Ramadhan lebih berkurang dibandingkan bulan lainnya, dan seandainya setan dibelenggu seluruhnya pun tidak mengharuskan tidak adanya keburukan atau kemaksiyatan sama sekali, karena keburukan, dosa dan maksiat ada penyebab yang lain selain setan seperti sebab jiwa yang memang jelek, adat yang jelek atau sebab setan jenis manusia”. (Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqalani 4/114)

Al-Hafidz al-Baihaqi rahimahullah mengatakan :

وَالمَعْنَى فِيْهِ أَنَّ الشَّيَاطِيْنَ لاَ يَخْلُصُوْنَ فِيْ شَهْرِ رَمَضَانَ فِيْ إِفْسَادِ النَّاسِ إِلَى مَا يَخْلُصُوْنَ إِلَيْهِ فِيْ غَيْرِهِ, لِاشْتِغَالِ أَكْثَرِ اْلمُسْلِمِيْنَ بِالصِّيَامِ الَّذِيْ فِيْهِ قَمْعُ الشَّهَوَاتِ وَبِقِرَأَةِ اْلقُرْآنِ وَسَائِرِ اْلعِبَادَاتِ وَاللَّهُ أَعْلَمُ

“ Maksud hadits ini (Setan dibelenggu) bahwasannya pada bulan Ramadhan Setan tidak bisa bebas dalam mengganggu manusia sebagaimana pada bulan-bulan lainnya, karena mayoritas kaum muslimin sibuk dengan puasa, membaca al-Qur’an dan ibadah-ibadah lainnya yang dapat mengerem syahwat mereka, wallahu a’lam “. (Fadhoilul Auqaat, 143).

Semoga bermanfaat.
Barrakallahu Fiikum...